“Kita 80 pulaunya di Pangke’, kalau yang disana itu sabutung.” ~ Ambo'
Dengan Bahasa yang kurang teratur dan terkesan asal, Ambo’ Berusaha menjelaskan keadaan di sini. Sore itu saya sudah berada di pulau yang dulunya digelari Nirmala. Ambo’ begitu kami menyapanya, seorang lelaki tua yang berjualan air bersih di pulau Cambang-Cambang.
Langit sore itu merona merah ditinggal sang surya, Pulau Cambang-cambang seolah ingin tenggelam di penghujung senja. Kepulan asap dari mulut kami bersambut deru angin pantai, berdiri di bibir pantai bercerita lepas. Saya dan Ambo sore itu.
Senja dari sisi barat Pulau Cambang-cambang, tampak Pulau Sabutung. |
Jejeran penginapan yang bisa dinikmati cuma-cuma di Pulau Cambang-Cambang. |
Malam semakin larut bersambut gemintang membias mengisi ruang cakrawala. Jejeran ikan yang kami beli dari pasar sebelum menyeberang ke sini menjadi sajian santapan malam ini. Cerita menjadi panjang setelah makan usai di pendopo kecil yang bisa kami pakai Cuma-Cuma di bibir pantai. Alam serta malam yang panjang disini cukup mengobati penat yang tertampung lama di kota.
Menikmati cemilan bersama Ambo' di teras villa sebelum pulang. |
Lain kali, kalau tuhan memberi ijin mungkin kita akan bersua kembali. Ku jabat erat tangannya sambil pamit pergi di pagi itu.
kak harga villa nya permalam berapa?
BalasHapusaduh maaf saat kurang tahu juga, saya dlu pakai villa milik om.nya teman dan gratis.. :) katanya semua villa disana bisa dipakai dengan ketentuan bayar retribusi untuk kebersihan, kalo jumlahnya pembayaran itu tergantung dealnya berapa sama penjaganya.
Hapusukuran villanya kirakira berapa kak? muat berapa orang?
BalasHapus2 kamar ada ruang tamu kak
Hapuskeren tawwa pulaunya di?
BalasHapussayang penulisannya banyak kesalahan penempatan "di" #eh
x)))
maafkan saya Kisanak
siyap om dg ipul.. #noted akan diingat kedepannya :)))
Hapus