Deng Ile: Netizen dan Polisi di Makassar punya masalah

Maret 03, 2015

Netizen dan Polisi di Makassar punya masalah

Masalahnya "Geng Motor/Begal/Curas.dll" dan yang jadi bulan-bulanan itu netizen dan polisi. ini langkah cepat yang diambil masing-masing pihak agar hubungan yang kedengarannya tidak baik ini tidak berlarut-larut. sepertinya begitu.
           Senin, 3 Maret 2015 tepatnya di Kedai Pojok Adhyaksa saya turut ikut menyaksikan pembicaraan seru antar dua kelompok yang akhir-akhir ini menjadi topik pembicaraan di Makassar. oleh segelintir kalangan pejabat, Netizen di anggap menjadi provokator adanya gelombang opini publik yang menyebutkan bahwa Makassar Tidak Aman. selain itu Polisi yang notabene menjadi pelindung, pengayom dan pelayan bagi Masyarakat dianggap kurang efektif mengatasi permasalahan kriminalitas kota di Makassar menurut warga sendiri. bahkan sempat muncul opini bahwa yang harus dipenjarakan adalah netizen yang menyebar informasi lebay tentang keadaan Kota Makassar.

Fenomena merebaknya kriminalitas bermotor ini terjadi dari kurun waktu akhir 2014 sampai hari ini membuat banyak warga Makassar menyangsikan bahwa Makassar Aman-Aman saja meski hal itu disampaikan langsung oleh walikota Makassar Bapak Danny Pomanto & Pak SYL pada video wawancara yang sempat beredar beberapa saat yang lalu pada situs youtube. tingkat kriminlitas yang terekam dan sempat terpublish oleh media memang meningkat namun menurut penuturan dari pihak kepolisian yang sempat hadir pada kegiatan tersebut bahwa justru laporan yang diterima di kantor mereka cenderung menurun dari angka 21 kasus menjadi 18 kasus. namun cepat-cepat disanggah oleh salah satu penggiat di Komunitas Tanah Indie Makassar, bahwa grafik kasus yang diperlihatkan tidaklah bisa dijadikan acuan tingkat kriminal berkurang karena pada kenyataannya ada beberapa kasus yang memang tidak sempat dilaporkan menurutnya. tapi yang dibutuhkan adalah penyelesain kasus kriminalitas yang malah tidak terekspos harus diangkat kepermukaan agar tidak menjadi gunung es. saya juga tidak mengerti kenapa ada pembahasan gunung es disini.

Kegiatan Ngobrol santai ini sendiri diprakarsai oleh para penggiat internet (Netizen) di Makassar khususnya komunitas blogger dan pihak kepolisian yang dijembatani oleh seorang ibu yang rela pulang ke Makassar dari Jakarta. meski pada awal-awal sebelum dimulainya acara belum terlalu ramai tapi hingga akhir acara saya melihat bahkan ada yang tidak kebagian tempat duduk. setelah akhir acarapun diskusi-diskusi kecil masih berlangsung dibeberapa titik.
 
Dari kegiatan ini akhirnya saya merasa lega dan cukup tahu sebenarnya yang terjadi di Makassar akhir-akhir ini. Polisi menjalankan tugas melayani dan menciptakan kondisi aman tapi itu jelas tidak menjadi jaminan akan hilangnya kriminalitas. akan tetap ada, namun karena intensitas penjagaannya ditingkatkan itu bisa menurunkan dan setidaknya memberi rasa aman terhadap warga. disisi netizen sendiri polisi menyayangkan adanya gelombang opini publik yang mengatakan Makassar tidak aman yang menurut Dg Ipul tetuah Blogger Anging Mammiri, media sosial itu sifatnya sangat lues sehingga tidak bisa disalahkan ketika netizen mengeluarkan uneg-uneg mereka lalu kemudian membaginya ke dunia maya, yang disampaikan oleh masyarakat luas adalah perasaan dari dasar hati mengenai ketidaknyamanannya. akhirnya dari pihak kepolisian dimunculkanlah kata sinergi, yang benar-benar membuat saya lega. iya kenapa polisi dan netizen tidak bersinergi saja.? agar tercipta suasana yang kondusif disini. kemudian teman-teman netizen setuju mendukung terciptanya alur informasi yang baik begitu pun polisi siap meningkatkan pelayanan terhadap Masyarakat. bahkan sepertinya tidak lama lagi masing-masing polsek diusahakan akan punya akun twitter untuk membantu menyiarkan keadaan masing-masing wilayahnya. nah kalo beginikan enak.

Kegiatan ngobrol santai ini sangat bermanfaat dan menurut saya harus ditingkatkan agar terjalin tali silaturahmi yang sehat antar pihak berwajib dan warga kota sendiri. intinya mewujudkan situasi aman tidak harus dilakukan hanya oleh segelitir pihak tapi juga harus dibantu banyak kalangan agar nantinya situasi yang benar-benar kondusif bisa tercipta. memang menurut om Anwar Jimpe yang dari Ininnawa kalau tidak salah, bahwa data yang disebarkan di dunia maya memang tidak bisa serta merta dibenarkan karena menurutnya ada komponen yang hilang pada siklus informasi ini yaitu kurangnya mediasi pihak kepolisian sehingga tak ada acuan pasti bagi netizen untuk memilah data yang akurat. kurang lebih itu yang saya tangkap. maaf kalo ada yang salah. itulah yang kemudian menjadi PR tesendiri bagi pihak kepolisian untuk menyediakan media yang menyajikan data valid mengenai keadaan kota Makassar sendiri agar permasalahan-permasalahan kesalahan seperti penyampaian informasi seperti nantinya ini bisa dihindari. dan menurut tanggapan dari pihak kepolisian hal tersebut mereka sambut baik dan akan mengusahakannya sebisa mungkin. seperti yang sudah disebutkan diatas misalnya kalo perlu masing-masing polsek punya akun official twitter. minimal.

Pada kesempatan ini saya ingin berterima-kasih atas kolaborasi pihak kepolisian dan segenap netizen Makassar serta beberapa komunitas-komunitas lainnya yang sempat hadir mengadakan kegiatan ngobrol santai yang saya anggap sangat bermanfaat dan sangat membina. akhir kata saya ingin mengajak teman-teman netizen agar tetap aktif bersuara di medianya masing-masing agar tetap mengalirs arus informasi yang benar dan baik di Masyarakat (make it positif, guys) dan mari mendukung kerja POLISI MAKASSAR untuk menciptakan suasana Aman dan Tenteram di kota ini. lupakan sajalah tagar #MakassarTidakAman lalu ganti dengan #MakassarHarusAman karena kota ini butuh harapan agar tetap bisa maju dan berkembang.
#SaveNetizen #SavePolri #SaveIPK dan nilai dibawah rata-rata. Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post a Comment