Foto yang beredar di media Sosial |
Sudahlah . . . Kasih sayang tidak bekerja dengan Cokelat. Tinggalkan saja Valentine itu. ~IJTahun lalu, saya termasuk orang yang mengambil sedikit keuntungan di hari valentine. Sebagai seorang mahasiswa yang kantongnya cuma sedalam jari manis, kami selalu dihadapkan dengan kondisi "Beli Tidak Yah" ketika berhadapan dengan barang yang ingin dibeli. Juga bukan hal spesial ketika harus sepiring berdua dengan kekasih. Tidak, saya tidak ingin curhat kali ini.
Hari Valentine menurut seorang kawan yang sempat menjejal otak saya dengan cerita kusirnya- adalah momen dimana banyak orang memperingati kematian Valentine, seorang pendeta pada jaman kekaisaran Romawi. Konon pada masa itu setiap pemuda terjerat aturan untuk tidak menikah sampai diizinkan pihak kerajaan, hal ini dikarenakan kekaisaran Roma yang giat-giatnya berperang dan membutuhkan banyak pemuda untuk disertakan dalam arena peperangan. Tersebutlah seorang pemuda dan pemudi yang sedang memadu kasih dan dengan nawaitu ingin melanjutkan hubungan mereka ke kasta yang lebih mulia "Pernikahan". Jelas tak boleh oleh Raja, Namun kedua pasangan kekeuh dan tetap melangsungkan pernikahan. Pun mereka menikah dibawah tangan alias nikah sembunyi-sembunyi "nikah-siri" tetap saja tersiar kabar sampai ke dapur istana. Alhasil Raja yang berkuasa saat itu memerintahkan untuk mencari kedua pasangan ini beserta Pendeta yang menikahkannya. Geram akan hal tersebut, setelah ketiga orang ini tertangkap. Sang Raja akhirnya menjatuhkan hukuman mati atau Hukuman Tidak Boleh Hidup kepada tiga orang tersebut. Mati deh ~ Sekian.
Menurut kawan begitulah muasal hari Valentine / Hari Kasih sayang dinobatkan pada tanggal kematian Valentine si Pendeta, yang kemudian oleh generasi setelahnya berlanjut sampai sekarang ini. Nah selanjutnya berikut ini ada sedikit catatan dari saya mengenai hari Valentine.
Valentine dan Diskon yang bertebaran
Berkembanganya industri kecil dan menengah merupakan angin segar bagi kondisi ekonomi negara tercinta. hal ini pun menjadi titik balik semakin ketatnya persaingan di dunia usaha. Alhasil banyak dari mereka pelaku usaha tersebut memberikan Diskon besar-besaran di hari-hari Spesial, tak terkecuali Valentines Day. Tepat setahun yang lalu saya membeli paket domain dan hosting di sebuah provider yang sudah cukup terkenal di negeri ini. Lumayan dapat potongan sampai 20% .
Valentine momen Berzina
Momen kasih sayang dijadikan alat untuk mencapai kepuasan bathin. begitulah kira-kira pandangan beberapa kaum tentang Valentines Day. Mereka pikir sepatutnyalah memang kita kembali meruntuhkan tonggak-tonggak peradaban jahiliyah. tapi kan kedengarannya aneh juga kalau koar melawan zina baru terdengar pas Valentine saja. Maka pikir saya, marilah kita sama-sama berusaha menyadarkan diri sendiri saja. Berzinah kembali ke pribadi masing-masing, benar kata daeng ipul. Itu bukan urusan saya untuk menjustifikasi pelaku zina, juga tidak menyangkal betapa kotornya hidup saya. Cuma mengingatkan, Zina adalah perbuatan haram dan keji loh teman-teman. Asal kalian tahu 40 hari ibadah gak bakal di terima loh, Pintu Rezeki baik tertutup, Wajib bayar denda/Dam, Wajib Memberi makan sekelompok anak yatim, Wajib melengkapi kebutuhan pakaian mereka, dll . Bertaubat, Bertaubat sebelum di Rajam.
Alat Sholat bukan Cokelat!
Seperangkat Alat Sholat! Merupakan benda sakral yang harus ada disetiap pernikahan seorang muslim. Sedangakan Cokelat merupakan benda manis yang katanya wajib ada di hari Valentine. Benda ini kemudian dijadikan lambang suci sebagai penanda kasih sayang. Bagi seorang muslim kalau saya tanya dan kalau boleh saya minta untuk tidak berbohong, kira kira Baik mana melambangkan kasih sayang dengan Cokelat atau Seperangkat Alat Sholat? Baik mana . . .
Sepertinya akan panjang jika harus berkomentar mengenai Hari Valentine, sudahlah kalian sudah besar dan tahu mana yang baik dan buruk. Selanjutnya ada Surat Edaran dengan nomor: 421.3/ 0618 /S.E/DPK/II/2016 yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas Kota Makassar Ir. Alimuddin Tarawe, M.Si mengenai larangan agar TIDAK MERAYAKAN VALENTINE DAY.
Sebuah gebrakan yang cukup fantastis di Kota Makassar dimana walikotanya melarang-larang kegiatan berValentine Ria. Sampai-sampai akan dikerahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat-Pol PP) untuk menghalau berlangsungnya kegiatan tersebut yang biasanya dilakukan oleh remaja-remaja/siswa SMA. Sampai tersiar kabar pun Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan ikut serta mengawal dan menyuksekan Larangan Tersebut. Bukan main . . .
Untuk kali ini, jujur saya terkesima dengan Pak Wali- Danny Pomanto, Insyaallah pak, Bapak menerima ridha dan dimudahkan niat baiknya oleh Allah SWT. Anak muda sekarang memang harus diselamatkan, mereka tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Saya juga pernah muda, dan waktu itu saya punya pacar yang sudah berbeda dengan pacar yang sekarang ini. Bukan di Makassar, Masa itu tak ada kabar mengenai larangan seperti ini. Teman-teman dan saya saling mengirimi kotak berlapis kertas warna yang berkilau, isinya iyalah Cokelat dan tak jarang kami menyelip sepotong kertas bertulis "Saya tungguki di belakang kelas nah". Saya benar-benar malu jika harus mengenang masa-masa itu, pun saya tidak lagi bersama Dia. Sekarang saya sadar telah melakukan hal yang tidak bekerja dengan baik. Tak ada gunanya itu perayaan hari Valentine, Kasih sayang tidak bekerja dengan Cokelat. Tinggalkan saja Valentine itu.
Lagian tak elok rasanya mengikuti budaya barat ketika kita punya segudang adat-budaya yang lebih arif untuk dilestarikan. Misalnya ada legenda yang tak kalah romantisnya dari cerita Romeo-Juliet yang menyelimuti pelabuhan Paotere. Untungnya ada pak Wali yang segera melancarkan serangan balasan terhadap hal-hal seperti Valentine ini. Mereka yang tidak suka dengan keputusan Bapak sepertinya kurang sadar betapa tidak baiknya berdiri dibawah panji-panji kemudharatan. Tak usah risau pak, saya dan teman se-kos-an ku sadar betul akan baiknya niatan bapak. Kami mendukungnya, mengenai diskon 20% yang saya dapatkan tahun lalu biarlah berlalu. Saya sudah mengikhlaskannya, semoga ridha allah tetap menyertai.
Wassalam. -IJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Post a Comment