Deng Ile: Di Mesir Turun Salju, DI MAKASSAR HUJAN TIDAK PAKE SPASI..!!!

Desember 26, 2013

Di Mesir Turun Salju, DI MAKASSAR HUJAN TIDAK PAKE SPASI..!!!

Desember 2013, Makassar basah kuyup musim ini. kicauan di twitter pun di dominasi oleh kata hujan, lapar, kopi, rindu dan tarik selimut. betul semua ini memang berhubungan sama seperti ketika kita belajar matematika logika berkesinambungan silogisme. yang mengatakan jika A adalah B dan C adalah B maka A sama dengan C. sama halnya dengan hal ini jika Hujan itu Dingin dan Dingin itu Pemantik Rindu maka Hujan sama dengan Pemantik Rindu. haha. yah bisa jadi mungkin. 


Subuh ini saya tidak tahu kenapa saya mau sekali sholat di masjid, *padahal memang sudah kewajiban sih. ihikk, akhirnya saya datangi masjid paling dekat dari tempat saya nginap. baru sekitar 30 meter saya melangkah kemudian saya berpikir untuk pulang kembali kerumah, maksudnya ganti sendal. yah jalan yang saya lewati tergenang air dan tak ada celah supaya sendal tidak basah, akhirnya saya pikir daripada pulang mending sekalian basah ini sendal, wah tapi saya mikir lagi kalau sendal ini basah pasti susah keringnya, intensitas hujan akhir-akhir ini memang lagi tinggi.  tapi akhirnya saya memutuskan untuk tidak kembali dan melanjutkan perjalanan, beberapa meter kemudian saya berjalan dan akhirnya sampai deh. ya iyalah saya tidak kembali jarak saya dan masjid hanya tinggal 10 meteran. haha

Paginya, selepas sholat saya pulang berbarengan dengan jemaah lain yang usianya jauh melampai saya, ehhmm *MasihMuda. ditengah pembicaraan kakek-kakek ini saya mendengar beberapa celotehan sinisme yang tiba-tiba membuat saya larut mendengarkan pembicaraan mereka. salah satu kakek mengatakan "Sekarang jalan ke masjid sudah mirip mi sungai di?" haha *kemudian di ikuti tawa kecil dari teman kakek ini yang juga kakek-kakek sih. wah saya malah mikir Makassar waktu kakek masih muda apa benar tidak banjir seperti ini? atau apa iya kakek ini rajin sholat waktu masih muda? ahh..entahlah, tiba-tiba seorang kakek lainya nyeletuk. "janganki bicara jalan sama banjir deh, saya yang tersinggung kalo begini" settthh. mata saya makin gencar mencari asal kata-kata tadi, tapi akhirnya tiba-tiba semua kakek-kakek ini kembali tertawa. haha dan saya tidak ikut ketawa. iyalah, saya tidak kenal dengan mereka. saya termasuk baru di lingkungan ini soalnya. dan alhamdulillah tidak ada emosi disini, cuma becanda ji tawwa ini kakek-kakek, aman kek aman. :D 

tapi saya tidak habis pikir dan tidak berhenti memikirkan pembicaraan tadi. apa benarkah? apa benar apanya?

apa benar Makassar dulu tidak se-Banjir sekarang?

apa benar Kakek ini dulunya rajin sholat subuh?

Jalan di Makassar katanya sudah mirip sungai dimusim hujan, loh kenapa ada kakek yang tersinggung? apa semua banjir ini karena dia? apasih? saya juga mulai bingung. saya mikirnya mungkin dia pernah bekerja di Dinas Tata Ruang & Kota atau di kepemerintahan mungkin, tapi ahh masa dia yang harus tersinggung kalau memang dia pernah lalai dalam tugasnya dulu. ohh, iya dia memang harus tersinggung yah. tau ahh gelap. ini juga masih hujan, langit tidak menunjukkan sedikit tanda-tanda apa hujan bakal dikasih spasi dulu atau tidak.

Makassar Boleh Hujan Tanpa Spasi. Tapi, Pemerintah tidak boleh DIAM kalau ada Banjir! 

Maksud saya begini, Banjir itu bukan karena Pemerintah, Bukan. Tapi kalau pemerintah diam, lah siapa yang harus menasihati masyarakat agar menertibkan sampah di lingkungan. siapa yang harus blusukan memikirkan cara agar ruas jalan utama tetap lancar dan terhindar dari genangan air meski hujan tidak pake spasi sekalipun.  begitupun ruas jalan kecil. harus ada solusi untuk ini. pemerintah tidak boleh Diam, dia harus berpikir dan berkoar di kantor mereka. mungkin Makassar belum separah Jakarta tapi 5 tahun kedepan jumlah penduduk Makassar saya yakin akan bertambah pesat, jika penduduk Makassar bertambah berarti Makassar butuh lebih banyak daerah resapan, karena akan lebih banyak ruang dibuka dan  dipakai tapi bukan sebagai daerah resapan. dan jika itu tidak dipikirkan oleh walikota sekarang, maka walikota pengganti walikota sekarang yang bakal blusukan memikirkan solusi untuk banjir ini. nah jika solusi untuk banjir baru dipikir 5 tahun kedepan berarti kita adalah Kota yang tidak siap menjadi Kota Dunia. jika Makassar belum siap jadi kota dunia, artinya sekarang Makassar Kota apa?

Sebelum kita lanjut baiknya kita lihat dulu video satu ini, berita terbaru soal banjir di Makassar.

[youtube.com] Banjir 1 Meter Merendam Blitar dan Makassar
Published on Dec 24, 2013. Hujan deras di sejumlah daerah menyebabkan banjir. Ratusan rumah di wilayah Blitar, Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan, digenangi banjir setinggi 1 meter lebih. Official Website: http://beritasatu.tv

Penanganan banjir di Makassar memang kelihatan lamban, mulai dari kurang intensifnya pemerintah pada penyuluhan banjir juga memang belum terlihat program-program yang nyata untuk mengatasi bencana seperti ini. Meski untuk menjadi Kota Dunia itu tidak cuma dilihat dari penanganan Banjirnya, tapi minimal haruslah Makassar benar-benar berbenah. saya melihat banyak sekali aktivis  dan pemerhati Makassar yang giat berkampanye soal berbenah kota, seperti Om satu ini.

tapi twit ini sya rasa untuk membantu kampanye twit dibawah ini.
Nah 2 akun ini punya pengaruh besar juga di Makassar, bukan cuma karena punya banyak followers tapi memang dari dulu aktif terhadap kegiatan sosial dan human development di Makassar. nah jika pemerintah tak mau goyang, ahaha iyalah pemerintah nda mau goyang. soalnya lagu Qasidah sih. Minimal pemerintah harus bersuara lantang. PERBAIKI INI!!! ATUR INI!!! KALO TIDAK SAYA MASUK NERAKA!!! JADI HARUS!!! nah yang berkewajiban di setiap sektor pembangunan kemudian menoleh lalu berkata wah saya harus bergerak ini, saya harus perbaiki ini. itu yang saya maksud. coba lihat Om-Om cakep yang punya twit diatas, mereka bukan pemerintah, mereka bukan juga orang berkuasa saya rasa. tapi mereka punya kemauan melihat Makassar baik. Coba lihat Ide yang mereka canangkan, ide itu sudah beberapa tahun dilaksanakan di Jakarta, toh sekarang jakarta  masih Banjir. tapi bukan berarti ide teman-teman ini tidak berguna, karena sepengetahuan saya Biopori sangat mungkin memperbaiki siklus air di perkotaan. coba lihat juga Om ini yang lagi ngasih kuliah twit soal Biopori tepat beberapa saat selepas twit @SupirPete2 tadi.
beb..beberapa twit diatas cuma contoh kecil kegiatan dan kampanye yang bisa dilakukan aktivis masyarakat. sesuatu yang besar harus didukung oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah, aparat, masyarakat, guru, mahasiswa, tukang becak, penjual bakso, pengusaha, onliners, offliners dan sebagainya yang belum saya sebutkan. nah ketika kita semua bersatu mendukung sebuah program maka insyaallah hal besar bisa terwujud. dan setelah itu barulah Makassar saya rasa sudah siap berkata.     Inilah Makassar

semoga apa yang +ilham jayes  bisa tulis dapat bermanfaat, sekian dari saya. wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post a Comment